Manakah produk kami yang paling Anda sukai?

Rabu, 16 Juni 2010

BAB III Metode Penelitian

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.
Didalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif merupakan suatu metode yang dianggap baru karena popularitasnya memang belum lama. Bogdan dan Taylor (1975), (dalam Moleong, 2007), menyebutkan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pakar lain, Denzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2007) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada (wawancara mendalam, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen).
Peneliti membahas skripsi ini dengan metode kualitatif dengan pertimbangan bahwa metode tersebut lebih tepat untuk dipakai. Alasannya adalah bahwa dalam ilmu komunikasi, kata-kata dan gambar-gambar lebih tepat untuk digunakan, walaupun tidak jarang ada pula yang menggunakan metode kuantitatif untuk bahan penelitiannya. Selain itu, alasan menggunakan metode ini adalah karena ingin membuktikan pula anggapan salah bahwa penelitian itu haruslah dengan melakukan survei. Disini peneliti tidak akan membahas perdebatan mengenai kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang ada pada metode kualitatif dan metode kuantitatif karena hal tersebut tidaklah penting bagi peneliti. Tiap-tiap individu berhak menggunakan metode yang lebih tepat digunakan untuk penelitiannya dimana peneliti menggunakan metode kualitatif untuk tugas skripsi ini.
Penelitian menggunakan metode kualitatif adalah penelitian yang berdasarkan atas filsafat postpositivisme. Filsafat positivisme yang sering disebut juga sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistic/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif, instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. (Sugiyono, 2006: 8-9).

B. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif.
Ada dua metode berfikir dalam perkembangan pengetahuan, yaitu metode deduktif yang dikembangkan oleh Aristoteles dan metode induktif yang dikembangkan oleh Francis Bacon. Metode deduktif adalah metode berfikir yang berpangkal dari hal-hal yang umum atau teori menuju pada hal-hal yang khusus atau kenyataan. Sedangkan metode induktif adalah sebaliknya. Dalam pelaksanaan, kedua metode tersebut diperlukan dalam penelitian. Bagi peneliti secara pribadi, sejujurnya peneliti sendiri tidak ingin masuk kedalam dikotomi antara induktif dan deduktif. Yang dimaksud adalah bila memang keduanya bisa digunakan ya gunakan saja keduanya, selama itu dapat membantu dalam penelitian. Bahkan, teori induktif maupun induktif sama-sama disebutkan bisa digunakan untuk penelitian kualitatif (Bungin, 2001: 27-37).
Kegiatan penelitian memerlukan metode yang jelas. Dalam hal ini ada dua metode penelitian yakni metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pada mulanya metode kuantitatif dianggap memenuhi syarat sebagai metode penilaian yang baik, karena menggunakan alat-alat atau intrumen untuk mengakur gejala-gejala tertentu dan diolah secara statistik. Tetapi dalam perkembangannya, data yang berupa angka dan pengolahan matematis tidak dapat menerangkan kebenaran secara meyakinkan. Oleh sebab itu digunakan metode kualitatif yang dianggap mampu menerangkan gejala atau fenomena secara lengkap dan menyeluruh. Disebutkan pula (Kriyantono, 2006: 58) bahwa riset kualitatif itu bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling bahkan populasi atau samplingnya sangat terbatas.
Disebutkan (www.pakdesofa.wordpress.com) bahwa tiap penelitian berpegang pada paradigma tertentu. Paradigma menjadi tidak dominan lagi dengan timbulnya paradigma baru. Pada mulanya orang memandang bahwa apa yang terjadi bersifat alamiah. Peneliti bersifat pasif sehingga tinggal memberi makna dari apa yang terjadi dan tanpa ingin berusaha untuk merubah. Masa ini disebut masa pra-positivisme. Setelah itu timbul pandangan baru, yakni bahwa peneliti dapat dengan sengaja mengadakan perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai eksperimen, maka timbullah metode ilmiah. “Masa ini disebut masa positivisme. Pandangan positivisme dalam perkembangannya dibantah oleh pendirian baru yang disebut post-positivisme. Pendirian post-positivisme ini bertolak belakang dengan positivisme. Dapat dikatakan bahwa post-positivisme adalah sebagai reaksi terhadap positivisme. Menurut pandangan post-positivisme, kebenaran tidak hanya satu tetapi lebih kompleks, sehingga tidak dapat diikat oleh satu teori tertentu saja.
Juga disebutkan (www.islamkuno.wordpress.com) bahwa konsep penelitian kualitatif sebenarnya menunjuk dan menekankan pada proses, dan berarti tidak diteliti secara ketat atau terukur (jika memang dapat diukur), dilihat dari kualitas, jumlah, intensitas atau frekuensi. Penelitian kualitatif menekankan sifat realita yang dibangun secara sosial, hubungan yang intim antara peneliti dengan yang diteliti dan kendala situasional yang membentuk penyelidikan. Penelitian kualitatif menekan bahwa sifat peneliti itu penuh dengan nilai (value-laden). Mereka mencoba menjawab pertanyaan yang menekankan bagaimana pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti.
Meskipun metode kuantitatif juga memiliki keunggulan-keunggulan tersendiri, tetapi metode kualitatif dirasa lebih tepat untuk penelitian ini. Atas dasar-dasar itulah mengapa penulis lebih memilih metode kualitatif.




C. Ciri-ciri Penelitian Kualitatif.
Beberapa ahli menyebutkan ciri-ciri mengenai penelitian kualitatif secara berbeda. Mereka menyebutkan ciri-cirinya sebagai berikut (www.bambangsukmawijaya.wordpress.com):
a) kedalaman/eksploratif (Kriyantono).
b) deskriptif (Bogdan dan Taylor).
c) alamiah (fenomenologis), interpretatif (Denzin dan Lincoln).
d) non-kuantitatif (Moleong).
e) subyektif (Kuswarno).
Disebutkan pula banyak ciri umum lainnya mengenai riset yang menggunakan metode kualitatif. Ciri-ciri umum itu (Kriyantono, 2006: 59) adalah:
a) Intensif.
b) Catatan-catatan lapangan dan bukti-bukti documenter.
c) Analisis data lapangan.
d) Melaporkan hasil termasuk deskripsi detail, quotes (kutipan-kutipan), komentar-komentar.
e) Tidak ada realitas yang tunggal.
f) Subyektif.
g) Holistik dan tidak dapat dipilah-pilah.
h) Penjelasan unik.
i) Lebih pada kedalaman daripada keluasan.
j) Tidak berstruktur.
k) Data memunculkan atau membentuk teori baru.

D. Kehadiran Peneliti.
Didalam peneitian ini peneliti bertindak sebagai instrument sekaligus pengumpul data. Instrumen lain yang peneliti gunakan adalah alat perekam yang peneliti gunakan untuk merekam pembicaraan pada saat wawancara. Disini peneliti berperan sebagai partisipan dan pengamat partisipan. Pada saat penelitian, subyek atau informan mengetahui bahwa peneliti sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir dalam memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya surat keterangan dari PT.Lembah Hijau Multifarm (LHM).

E. Lokasi Penelitian.
Penelitian dilakukan di Lembah Hijau Multifarm Research Station II yang terdapat di daerah Joho Lor, Triyagan, Sukoharjo. Lembah Hijau Multifarm Research Station II adalah salah satu peternakan PT. LHM yang bergerak dibidang usaha agrobisnis yang bergerak pada peternakan, perikanan, bioteknologi, yang memanfaatkan sumber daya lokal dan memakai pinsip dasar LEISA. Kegiatan usahanya adalah: ternak sapi perah, ternak ikan patin, tanaman hias, tabulampot, bioteknologi, pertanian organik, media tanam, ekspor, pelatihan, dan kunjungan.
Pemilihan lokasi penelitian yang mengambil lokasi pada Lembah Hijau Multifarm Research Station II disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktornya antara lain adalah:
1. Adanya kesesuaian antara teknik komunikasi yang digunakan oleh PT. LHM terhadap para pelanggannya dengan judul yang diambil oleh peneliti untuk penelitian.
2. Adanya keunikan tersendiri dimana PT. LHM melakukan promosi dengan cara yang cukup berbeda dengan cara berpromosi perusahaan lain pada umumnya. Apabila perusahaan lain pada umumnya menggunakan berbagai media iklan untuk berpromosi dan berkonsentrasi dengan hal itu, maka berbeda dengan itu, PT. LHM justru mengandalkan kemampuan sendiri dengan berpromosi menggunakan teknik WOM dan berkonsentrasi dengan teknik tersebut. Media iklan lain yang digunakan biasanya justru diberikan kepada para pelanggan yang membeli produk PT. LHM. Hal ini merupakan hal baru bagi peneliti dan peneliti anggap sebagai suatu keunikan tersendiri. Hal lain yang menjadi penarik perhatian peneliti sebenarnya adalah kepenasaran peneliti mengenai cara berpromosi PT. LHM.
3. Alasan lainnya adalah bahwa PT. LHM menggunakan teknik-teknik berpromosi yang memang harus dikuasai oleh seorang praktisi PR sehingga hal ini menjadi relevan bagi peneliti agar nantinya mampu menjadi seorang praktisi PR yang handal.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Informasi.
Teknik pengumpulan data adalah suatu cara untuk memperoleh data dari obyek penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak mungkin mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik-teknik seperti observasi partisipan dan non-partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Peneliti juga merekam pembicaraan antara peneliti dengan informan yang merupakan direktur pemasaran dari PT.LHM. Selain itu peneliti juga membuat catatan lapangan untuk memperoleh lebih banyak data lagi. Wawancara dilakukan secara terstruktur dimulai dari sejarah Perusahaan, Company Profile (mengenai visi dan misi), lalu penerapan effective PR, dan yang terakhir adalah mengenai hal yang berhubungan tentang cara berkomunikasi dengan para customers.
a) Observasi dapat disimpulkan (Kriyantono 2006: 106), sebagai suatu cara untuk mendeskripsikan dan menjelaskan fenomena riset yang mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi diantara subyek yang diteliti. Ada 2 (dua) jenis observasi:
- Observasi partisipan, yaitu periset ikut berpartisipasi sebagai anggota kelompok yang diteliti.
- Observasi non-partisipan, adalah observasi dimana periset tidak ikut memposisikan dirinya sebagai anggota kelompok yang diteliti.
Didalam melakukan penelitian penelitian ini, observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipan, sehingga peneliti turut merasakan suka-duka didalamnya.
b) Wawancara mendalam (Kriyantono 2006: 65), adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Melalui wawancara, seorang peneliti memperoleh data secara langsung dari respondennya. Wawancara diajukan dalam bentuk pertanyaan maupun yang muncul secara spontan. Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak dari PT. LHM.
c) Studi Kepustakaan atau Dokumentasi (Kriyantono, 2006: 116) adalah instrumen pengumpulan data yang sering digunakan dalam berbagai metode pengumpulan data. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data.

G. Teknik Analisis Data.
Teknik analisis data merupakan suatu cara mengolah data yang telah diperoleh dari lapangan. Pada saat mengumpulkan data, seorang peneliti yang mengambil penelitian kualitatif juga berfungsi sebagai instrumen penelitian.
Hasil analisis data ini merupakan jawaban atas pertanyaan masalah, sehingga teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis penelitiannya. Disebutkan oleh Bogdan (dalam Sugiyono 2006:334) bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat di-informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan ke orang lain.

H. Sumber Data.
Sumber data pada penelitian ini terbagi dalam beberapa bentuk, yakni hasil wawancara beserta rekamannya, dokumentasi, berkas-berkas mengenai Perusahaan baik itu berupa lembaran-lembaran ataupun buku ataupun soft-copy yang telah peneliti simpan kedalam hard-disc milik peneliti, laporan tertulis, serta hal-hal lain yang menurut peneliti dibutuhkan untuk memberikan gambaran mengenai Perusahaan. Yang menjadi subyek atau informan dalam penelitian ini adalah para pegawai dari PT. LHM. Mereka yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah Direktur Pemasaran, Kepala PR, 2 PR staffs, 2 pegawai show room, 1 pegawai stand es krim, 3 pegawai Café, 1 pegawai pengawas produksi kompos, 1 dokter hewan, 1 pegawai kebun, 1 tukang perah sapi, 1 tukang potong ikan patin, beberapa pengunjung, beberapa pelanggan dari peneliti, serta orang-orang yang mempunyai peran-peran tersendiri yang tak mungkin disebutkan semuanya. Data-data didapat dengan cara mewancarai para informan, meminta berkas-berkas, dan turut berkeliling saat ada tour untuk memberi penjelasan kepada para pengunjung.

Dari situlah peneliti mencoba mendapatkan informasi sebanyak mungkin agar mendapatkan data yang lengkap dan mendalam. Dikemukakan oleh Tesch (Mulyana 2006: 158) bahwa:
“Penelitian kualitatif umumnya mencakup penelitian naturalistik dan etnografi (pembauran), mencakup beberapa pendekatan yang juga menggunakan nama-nama lain seperti: studi kasus, penelitian tindakan (action research), riset kolaboratif, riset fenomologis, studi lapangan, dan interaksionisme interpretif.”

I. Waktu Penelitian.
Waktu penelitian adalah tanggal 17 April – 21 Agustus. Terhitung dari 17 April 2009, peneliti mengamati dan bertindak langsung dalam menyebarkan informasi mengenai produk Starbio Plus dari Jakarta. Lalu, peneliti pergi ke kantor pusat yang bertempat di Solo untuk melakukan penelitian secara mendalam dari Bulan Mei. Lalu, pada tanggal 17 Juni – 26 Juni 2009 peneliti kemudian melakukan penelitian yang difokuskan di LHM Research Station II. Penelitian mendalam dilakukan di Sukoharjo karena banyak informasi yang peneliti butuhkan untuk bahan penelitian disana, dan dalam waktu cukup singkat peneliti mendapatkan semua data yang dibutuhkan karena pihak PT. LHM sangat welcome untuk memberikan seluruh data yang peneliti butuhkan. Setelah itu, peneliti kembali ke Jakarta untuk melanjutkan pekerjaan dan melanjutkan penelitian yang masih terus berlangsung hingga Agustus. Jadi, waktu penelitian memakan waktu 5 (lima) bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar